
Kepala BSIP Kalsel: Tingkatkan Produksi Pangan dengan Penguatan Brigade Pangan di Kalsel
BANJARBARU (bsip-kalsel) --- Dalam mengawal dan mengelola keberlanjutan kegiatan optimalisasi lahan (OPLAH) untuk meningkatkan produksi padi sekaligus meregenerasi petani, saat ini di Kalimantan Selatan telah terbentuk 186 Brigade Pangan (BP) di Kalimantan Selatan. Hal ini disampaikan Kepala BSIP Kalimantan Selatan, Dr. Ahmad Subhan, M.Sc saat rapat koordinasi penguatan brigade pangan dan monev optimalisasi lahan 2024 di Hotel Aeris, Kota Banjarbaru, Senin 16 Desember 2024. Acara ini berlangsung secara daring dan luring dengan dihadiri oleh Plt. Dirjen Lahan dan Irigasi, Husnain, Ph.D; Kepala BSIP Tanaman Hias sekaligus PJ program Cetak Sawah Rakyat, Dr. Erna Suryani; Plh. Kepala Dinas PKP Kalimantan Selatan, H. Imam Subarkah, SP; Koordinator Satgas Wil Kalimantan, Brigjen Putra Widyawinaya; Kepala BWS Kalimantan III, Dinas Pertanian kota/kabupaten yang menangani OPLAH di Kalimantan Selatan, dan segenap tim Brigade Pangan se-Kalimantan Selatan.
“Berdasarkan luasan lahan OPLAH di Kalimantan Selatan, dapat dibentuk sekitar 209 Brigade Pangan yang tersebar di delapan kota/kabupaten, namun saat ini yang terbentuk 186 BP, jadi masih ada kemungkinan untuk bertambah atau sesuai kesepakatan bersama dengan dinas pertanian setempat untuk dimaksimalkan 100% pada jumlah 186 BP,” ucapnya.
Kepala Balai juga menerangkan terkait pola bagi hasil bagi Brigade Pangan dan pemilik lahan dengan pola pembagian 70% untuk Brigade Pangan dan 30% untuk pemilik lahan dengan catatan pemilik lahan tidak berkontribusi apapun dalam proses produksi. Dijelaskan juga potensi pendapatan total petani milenial yang diperoleh sekitar Rp 10 juta tiap bulan setelah pembagian alokasi bagi hasil dan lainnya. Namun nominal tersebut bersifat fleksible tergantung kondisi lahan dan pengelolaan dari Brigade Pangan sendiri.
Brigade Pangan sendiri merupakan program strategis unggulan Kementerian Pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengelolaan lahan rawa secara optimal dan pencetakan sawah baru dengan melibatkan para generasi milenial sebagai petani muda. Program ini mengintegrasikan teknologi canggih dengan pendekatan berbasis komunitas untuk menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan. Setiap Brigade Pangan bertanggung jawab mengelola lahan seluas sekitar 200 hektar dengan dukungan alat modern dan pola kemitraan bersama kelembagaan petani lokal. Program ini juga membuka peluang kerja baru sekaligus mendorong minat generasi muda terhadap sektor pertanian.(/fhw)